28 November 2011

Quote

"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari". (Mama, 84)
--Pramoedya Ananta Toer

27 November 2011

Berguru Kepada Semua Orang

Bertemu dan ngobrol dengan saudara, teman, dosen, mahasiswa, bahkan orang yang baru pertama kali saya kenal selalu menjadi hal yang menarik.

Dalam obrolan itu, mereka seringkali menceritakan pengalaman, prestasi dan impian-impian mereka. Suatu hal yang membuat saya kembali mengingat impian-impian saya. Menyadarkan saya dari tidur panjang untuk segera bangun dan meraih impian tersebut. Tak jarang juga membuat saya malu akan diri yang tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Sekaligus terselip doa, semoga bisa menjadi seperti mereka, atau bahkan lebih.

Seperti suatu sore, nita, teman dekat saya, berkunjung ke tempat saya dan bercerita tentang teman barunya yang begitu menakjubkan. Seorang yang berbakat, kreatif dan bertalenta. Dalam hati ingin rasanya seperti dia.

Begitu juga ketika saya belajar pada mentor menulis saya, mbak Ayi'. Saya sampai terkagum-kagum mendengarkan cerita dan pengalamannya dalam dunia tulis-menulis. Dan lagi-lagi saya ingin menjadi seperti dia. Memenangkan lomba-lomba menulis dan mempunyai prestasi yang bisa dibanggakan.

Pelajaran dari orang lain tidak melulu tentang hal-hal yang baik. Maksud saya bukan berarti senang dengan hal-hal jelek atau buruk yang menimpa orang lain. Dari cerita dan pengalaman 'jatuh' dan khilaf orang, menjadikan saya belajar untuk bersyukur dengan kehidupan yang saya jalani. Bersyukur saya tidak mengalami nasib seperti mereka. Dan tentu saja, belajar dari pengalaman mereka.

Tak hanya kepada teman nita dan mbak Ayi', tapi hampir kepada semua teman, saudara, dosen, mahasiswa bahkan orang-orang baru. Kepada mereka saya diam-diam menaruh segenggam kagum dan setumpuk harapan. Untuk belajar dari mereka. Benar kata teman di salah satu status facebook nya "kita sering takjub dengan cerita pahlawan, padahal diam-diam kita juga hebat dimata seseorang." Bedanya, mereka terlihat begitu hebat di mata saya.

Saat saya begitu inginnya menjadi seperti mereka, saya tersadar. Saya bukan mereka. Dan tidak akan bisa menjadi mereka. Saya mungkin bisa belajar menulis dari mbak Ayi', tapi saya tidak bisa jadi seperti mbak Ayi' seutuhnya. Saya mungkin akan menemukan cara saya sendiri dalam menulis dan mengembangkan bakat saya. Saya hanya perlu mengambil pelajaran-pelajarannya.

Pelajaran itu antara lain; semangat yang serasa tak pernah padam, tekad untuk mengejar impian, tak pernah menyerah akan keadaan, berani mencoba dan berani gagal, selalu dan selalu berusaha, tak kenal kata menyerah.

Saya hanya perlu mengadopsi dan mengadaptasi pelajaran-pelajaran itu, tanpa mengubah diri saya. Karena pada akhirnya saya akan menemukan cara paling pas dalam menjalani hidup untuk diri saya sendiri. Seperti kata pepatah "cara yang paling menyenangkan dalam menjalani hidup adalah menjalani dengan cara kita sendiri".

26 November 2011

Bangun Tidur dan Menyesal

Pernahkah kamu terbangun di pagi hari dan merasa menyesal? Jika tidak pernah, bersyukurlah kamu. Saya terkadang bangun di pagi hari dan menyesal. Menyesal karena terlalu banyak tidur, dari jam 9 malam sampai jam 5 pagi, menyesal karena tidak menyelesaikan tugas yang sudah saya rencanakan. Penyesalan-penyesalan itu berulang. Hanya karena menuruti rasa malas. Namun satu yang membuat saya bersyukur. Ketika mata saya terbuka di pagi hari, dan saya masih bernafas. Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan di hari kemarin. Semoga saya tidak menjadi orang yang merugi, hanya karena hari yang saya jalani tidak lebih baik dari kemarin.

19 November 2011

A Moment to Remember: My Birthday

You are as young as your faith, as old as your doubt, as young as your self-confidence, as old as your fear, as young as your hope, as old as your despair. -Paul H. Duhn
Birthday. Bagi saya hari kelahiran bukanlah hal yang istimewa. Ketika usia sudah melebihi angka 22, ulang tahun sudah bukan hal yang menarik lagi. Itu dulu. Sebelum seorang teman bertanya apa yang saya lakukan untuk merayakan hari kelahiran saya, dan dengan tidak antusias saya menjawab hari kelahiran bukan hal yang istimewa. It's just like another day. Saya merasa tidak perlu melakukan apa-apa untuk merayakannya. Dia mengatakan hey kamu harus merayakan meski hanya sekedar menikmati es krim dengan teman. Sebagai rasa bersyukur masih diberi nafas. Ya, bukankah hanya ada satu 10 Mei di 365 hari dalam satu tahun. Jadi di 10 Mei kemarin, disamping melakukan sedikit kontemplasi perjalanan hidup saya selama 25 tahun ini, saya merayakannya dengan some treats untuk teman-teman di kantor dan dinner lalapan super spicy dengan teman-teman satu kamar. 

Re-birth. Toko online saya, Meccazo Moslem Wear, setelah berhibernasi selama lebih dari satu tahun dan mendapat banyak pelajaran selama perjalanan tersebut. Kami membangunkan Meccazo kembali dari its long long sleep ever, dan rebirth as Meccazo Shop yang berbeda dari versi sebelumnya. Meccazo adalah satu dari sekian banyak mimpi saya. Mimpi yang tetap ingin saya pertahankan nafas hidupnya. Meski bukan hal mudah, tapi masih sangat mungkin untuk diwujudkan. Saya sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat untuk meyakinkan bahwa saya bisa. Ya, mimpi dan tantangan bersama Meccazo membuat saya tetap hidup.
thanks, R for the photos

17 November 2011

Forgive and Forget

 



















I will do, I will forget you from this day onward
You are someone I have never known, I have never met
We even never had walked pass on each other on the street
It’s OK, I have forgotten. I should be happy with my busy life
I have met a greater someone
Love is always like that. It fades away after sometimes have passed
I can’t even remember



Once a love goes away, another love will surely come back. It definitely will
Even if it hurts now, It will heal a little after sometimes have passed
It should be that way, you will be forgotten, and so I will forget you
It’s not difficult. It’s only going to hurt today, and I will forget you
It’s just awkward with this changes in my life
Love is always like that. It fades away after sometimes have passed
I can't even remember it, It should be that way
foto oleh cahaya
I will erase everything. I definitely will
Once a love goes away, another love will surely come back. It definitely will
Even tears fall down now, I will smile again after sometimes have passed
I will do (now) I will forget you (now) Just like my wound heals
I will do.. I will forget you*


*I will Forget You oleh CN.Blue. Park Shin Hye sukses menyanyikannya di serial drama Korea Heartstrings. 

10 November 2011

Arti Rumah dan Keluarga


Rumah adalah tempat kita untuk kembali, dalam segala-galanya.
Kembali menjadi diri kita sendiri, kembali ke keluarga,
serta kembali ke segala dasar hakiki yang telah kita tetapkan masing-masing.
Roy Genggam, dalam Rubrik Rumah Hobi,
Kompas, Minggu, 28 Februari 2010

Teringat saat saya mendapat parents visit day. Hari dimana orang tua nyambangi saya. Yah, sebagai anak rantau alias jauh dari orangtua sesekali saya yang pulang ke rumah atau orangtua yang harus mengunjungi saya. Meskipun jarak dari Malang, tempat saya belajar dan bekerja, dengan Sidoarjo hanya 2 jam. Tapi saya lebih memilih stay di Malang, daripada harus bolak-balik Malang-Sidoarjo.

Sembari menunggu kedatangan ayah ibu, saya sempatkan untuk membaca koran Minggu pagi. Salah satu rubrik di koran Kompas minggu itu yang menarik perhatian saya adalah rubrik Rumah Hobi. Kalimat pembuka pada tulisan saya ini adalah kutipan dari pandangan Roy Genggam tentang rumah.

Menarik sekali pandangan Roy tentang arti rumah. Tulisan itu membuat saya teringat rumah dan pastinya orangtua saya. Dulu semasa menjadi mahasiswa, saya jarang sekali pulang ke rumah. Disamping memang jatah pulang di asrama tempat saya tinggal hanya sebulan sekali, karena saya juga punya kegiatan-kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Saat liburan tiba pun, saya lebih memilih tetap di Malang daripada pulang ke rumah.

Anehnya, saat ini setelah menyelesaikan study dan bekerja di Malang, saya selalu menyempatkan diri untuk pulang ke rumah. Walaupun hanya waktu weekend dan Senin pagi harus rela berangkat setelah shubuh agar tidak terlambat ke kantor. Maklumlah, waktu libur saya hanya hari Ahad dan pas tanggal merah.

Pulang ke rumah dan bertemu dengan keluarga selalu menjadi suntikan semangat bagi saya untuk menjalani hari-hari penuh dengan kesibukan di sini. Pulang ke rumah adalah waktu bagi saya untuk membaktikan diri pada orangtua. Pulang ke rumah berarti mendengarkan nasihat-nasihat ayah ibu tentang kehidupan, mengingatkan kembali tujuan saya di sini. Mendengarkan cerita ibu, menceritakan segala hal yang terjadi ketika saya jauh dari ibu, mendengarkan pitutur ibu yang selalu sama sampai saya hafal. Adalah hal-hal yang membuat saya selalu rindu pulang.

Namun, jika saya tidak bisa pulang ke rumah, orangtua saya dengan senang hati datang ke Malang. Artinya mereka membawa segala cinta dan kasih kepada saya. Meskipun tidak merasakan hawa rumah, cukuplah ayah ibu yang ada.

Yah, pulang ke rumah adalah hal yang membuat saya menjadi 'anak' dan menjadi diri saya sendiri. Meskipun harus mbelan-mbelani hanya dua hari di rumah, tapi membuat saya senang dan bahagia. Seperti status yang pernah saya buat di facebook "ingin memeluk ibu; to recharge mind and soul".

08 November 2011

A Prologue



Jika selalu ada intro dalam setiap lagu. Jika selalu ada kata pengantar dalam setiap buku. A prologue sebagai a hello post penanda bahwa blog ini resmi meluncur di dunia maya.